Pages

Norwegian Forest Cat, Kucing yang Tak Beresiko Alergi

gyaa... holaa kali ini saya mau bahas sedikit tentang kucing, binatang favorit saia. kawaii kawaii kawaii
tapi kayaknya postingan ini semakin membuktikan bahwa blog ini blog yg gaje, bahas ini itu ya, gak konsisten sama tujuannya
tak apa lah, toh di deskprisinya juga tertulis sesuatu yg aku lihat, aku dengar, aku pelajari, dan aku bagi..
hehehhehhe
Okelah cukup basa-basinya, mari kita mulai..

Kucing, Felis silvestris catus, salah satu binatang karnivora terpopuler yang dijadikan sebagai binatang peliharaan, bagaimana tidak? tingkah polahnya yang lucu dan menggemaskan serta senang sekali mencampuri urusan manusia membuat orang yang melihatnya tertarik bahkan hingga ingin memeliharanya. Tapi, sayangnya kucing merupakan salah satu binatang yang paling beresiko menyebabkan alergi, nah bagi orang yang mempunyai masalah dengan alergi tentunya kucing adalah salah satu hal yang perlu dihindari.

Kucing memiliki sejenis glikoprotein Fel d 1  yang dihasilkan kelenjar sebasea. Fel d 1 sering ditemukan di kulit dan air ludah. Fel d 1 inilah yang disebut antigen karena dapat menimbulkan reaksi alergi. walaupun Fel d 1 terdapat di kulit dan air ludah, antigen ini juga bisa ditemukan di bulu kucing, penyebabnya tidak lain karena kucing suka menjilati tubuhnya, jadi protein Fel d 1 dari kelenjar ludah banyak menempel di bulu kucing.

Nah jika kamu memiliki alergi tapi ingin sekali memelihara kucing, saya menyarankan untuk memilih kucing ras  Norwegian Forest Cat. Kenapa harus Norwegian Forest Cat? Alasannya karena kucing yang berasal dari eropa utara dan sering masuk di dongeng-dongeng orang Norwegia ini memiliki jumlah glikoprotein Fel d 1 yang lebih sedikit dibanding dengan kucing lagi. Para peneliti di Amerika masih mencari jawaban kenapa jumlah glikoprotein pada NFC (singkatan untuk kucing Norwegian Forest Cat) lebih sedikit dibanding kucing lain, padahal kucing ini termasuk kucing jenis semi-long hair atau kucing dengan bulu yang lumayan panjang.

Norwegian Forest Cat

Salah satu bukti, sebuah keluarga di Massachuset, Amerika Serikat yang salah satu anggota keluarganya memiliki alergi terhadap segala hal, mencoba memelihara kucing NFC ini dan ternyata memang benar, sekian lama memelihara Max (nama yang mereka berikan untuk kucing NFC itu) mereka sama sekali tidak mempunyai masalah terhadap alergi.

Nah bagaimana? tertarikkah memelihara Norwegian Forest Cat ini? Kalo saya sepertinya tidak, bukan apa-apa, masalahnya budgetnya booo, itu kan termasuk kucing ras, harganya selangit.ehhehehe

sumber: acara 101 Cats di tipi, hehehe
dadaaah.
read_more

Little Trip to Curug Cibeureum Sukabumi

Seminggu setelah perjalanan melelahkan ke Situs Megalitik Gunung Padang dan 3 hari setelah kaki saya sembuh dari pegal karena berjalan 10 Km (Pegalnya gak ilang sampe hari ke 4 setelah jalan kaki ke Gunung Padang), saya pergi berwisata lagi ke Curug Cibeureum Sukabumi, tapi kali ini bukan dengan anggota Buruy The Explorer, melainkan dengan kawan-kawan saya di kampus. Sebenarnya acara ini sudah direncanakan jauh sebelum rencana jalan-jalan ke Gunung Padang terlaksana, tapi karena ada satu dan lain hal yang membuat kawan saya membatalkan rencana ini, jadilah baru seminggu kemudian rencana ini terealisasi.

Hari minggu setelah jam kuliah selesai, terbersit ide dari teman saya untuk pergi jalan-jalan, karena kuliah dimulai dari jam 7 sampai jam 8.40 pagi, tak ada salahnya meluangkan waktu sejenak untuk merefresh otak yang baru "berpusing-pusing" ria dengan soal UTS. Tadinya sempat bingung dan ragu kemana acara jalan-jalan ini dilaksanankan, sebab melihat cuaca saat itu yang sedikit berawan dan kabut agak tebal, tapi akhirnya iseng-iseng kami memutuskan untuk pergi ke Pondok Halimun Sukabumi dan iseng-inseng juga mengorbankan pulsa buat ngajak kawan-kawan yang lain, hasilnya ya lumayan lah ada 7 orang yang ikut ke perjalanan kami.


Perjalanan kami awali dari Jalan Subang Jaya, karena kos-kosan kawan saya memang disana, naik angkot Subang Jaya berwarna biru (tarif Rp.2000,- per orang) kemudian turun di... haduh saya gak hapal daerah sukabumi, pokoknya setelah turun dari angkot warna biru, lanjut ke angkot warna merah jurusan Selabintana, karena sebenarnya tak ada angkot yang langsung menuju Pondok Halimun, jadi kita harus bilang ke supirnya untuk mengantar langsung ke Pondok Halimun, dengan tarif angkot sebesar Rp.5000,- per orang tapi berhubung kami tidak tahu tarif normal menuju PH, kami cuma membayar Rp. 2500,- per orang wkwkwkwk *tega* dan lagi-lagi karena kami tidak tahu bahwa untuk masuk kawasan wisata Pondok Halimun itu ditarik uang retribusi sebesar Rp.2000,- per orang akhirnya atas kerja sama kami dengan supirnya, kami terpaksa berbohong pada orang yang menarik uang retribusi tersebut, jadi ya masuknya gratis , heheheheh *jangan ditiru *

Diperjalanan, tampak sekali pemandangan indah perkebunan teh, hanya saja banyak sekali muda-mudi yang "mojok" sembari melihat pemandangan di sana, dan tentu saja menyisakan sampah dimana-mana, ckckckckc

Sesampainya disana, tadinya kami hanya berniat berfoto-foto narsis di kebun teh, tapi karena saya tahu di sana ada air terjun, tentu saja dengan sengaja saya menyeret mereka ke air terjun, nyehehehe dan berhasil , mereka mau saja mengikuti saya pergi ke sana, wkwkwkkw.

Jika melihat rombongan kami saat itu, pasti banyak yang tertawa, bagaimana tidak, teman-teman saya pergi naik gunung tapi penampilan seperti mau shopping, ada yang pake sendal buat ke mal, bahkan ada yang pake rok, wkwkwkwk . karena sudah saya bilang sebelumnya, memang perjalan ke air terjun ini sama sekali tidak direncanakan, untung saja kostum saya waktu itu masih terhitung wajar.heheheh

Perjalanan dari pintu masuk menuju lokasi air terjun berjarak 2.8 Km, tapi karena lagi-lagi alasannnya kami tidak tahu , jadi kami mengambil jalan pintas ke arah kiri sehingga hanya menempuh jarak 2.5 Km (lumayan korting 300 m ) tapi dengan medan yang tentu saja lebih berat. Kami baru menyadari bahwa kami salah memilih jalan saat melihat jalan setapak dari batu yang jelas-jelas disiapkan untuk para wisatawan yang ingin melihat air terjun, wkwkwkwk *dodol*
Nyampe di Pos

Saat kami sampai di pos peristirahatan, kami ditanya oleh petugas disana, kami diminta memberikan tiket masuk yang seharusnya kami dapatkan saat melewati pintu masuk Curug Cibeureum, tapi ya karena memang tidak lewat pintu masuk, tak ada tiket yang bisa kami berikan, dan akhirnya kami beli tiket masuk disana seharga Rp. 5000,- per orang jadi total 8 orang seharga Rp. 40.000,- tapi mungkin karena tingkah laku salah satu kawan saya yang konyol, kami mendapat diskon sebesar Rp. 10.000,- heheheh (lumayan buat beli 2 botol air minum )

Curug Cibeureum terletak di daerah Perbawati, Selabintana, Kabupaten Sukabumi, masih termasuk kawasan Cagar Alam Gunung Gede Pangrango. Nama Curug Cibeureum berasal dari bahasa sunda, Curug artinya Air Terjun, Ci artinya air, dan beureum artinya merah, dinamakan Cibeureum karena di tebing sekitar air terjun Cibeureum banyak terdapat lumut merah dan jika terkena sinar matahari pun airnya jadi tampak merah.

Curug Cibeureum

Bagi yang hobi travelling mungkin medannya tidak terlalu berat, karena hanya berupa jalan berbatu yang menanjak dan dipayungi pepohonoan rindang di kanan kiri yang membuatnya sedikit cahaya matahari dan agak lembab, tapi bagi kami para "Cinderella yang tersesat di Hutan" medannya lumayan menguras tenaga, apa lagi beberapa teman saya sama sekali tidak punya pengalaman pergi ke air terjun sebelumnya, sampai-sampai dia sempat mengalami sesak nafas, ckckck


Sebelumnya saya kira Curug Cibeureum Sukabumi sama dengan Curug Cibeureum yang di Cibodas Kabupaten Cianjur, hanya jalurnya saja yang berbeda, tapi setelah sampai di sana, ternyata sangat berbeda jauh, jika di Curug Cibeureum Cibodas ada 3 air terjun dengan bermacam-macam ketinggian, di Curug Cibeureum Sukabumi hanya ada satu buah air terjun dengan tinggi sekitar 50 meter. Tapi tetap saja menurut saya lebih indah Curug Cibeureum Cibodas, bukan karena saya berasal dari Cianjur jadi lebih membanggakan kota sendiri (sebenarnya iya) tapi kenyataan memang membuktikan Curug Cibeureum Sukabumi kurang terawat, banyak sampah dimana-mana (di air terjunnya dan di sepanjang perjalananya), selain itu tempatnya juga gelap karena berada di pelosok hutan, berbeda dengan Curug Cibeureum yang terang, serta medan ke Curug Cibeureum Cibodas lebih menarik karena melewati jalan dari papan yang di bawahnya adalah rawa (katanya 7 tahun lalu masih belum ada papan jadi perjalanan lebih menantang lagi).

Numpang nampang anu gareulis^^v

Setelah puas mengabadikan moment dan pemandangan alam, kami pulang (walau pun 2 orang teman saya sedikit kesal karena baru datang sudah langsung disuruh pulang heheheheh *maaf-maaf *)  dengan melewati trek yang kami lalui tadi hanya saja trek kali menggunakan jalur yang benar bagi para wisatawan, lewat jalan batu, jadi gak nyasar lagi, heheheh http://www.smileycodes.info
read_more

Jalan-jalan ke Situs Megalitik Gunung Padang

Akhirnya bisa posting sesuatu yang gaje di blog lagi
tadinya sempet bingung mau diapain ini blog gaje, dibuang sayang, diurus juga gak ada waktu tapi sepertinya kali ini saya mau share pengalaman saya dan teman-teman jalan-jalan ke Situs Megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.

Beberapa minggu yang lalu seorang kawan saya mengajak saya jalan-jalan ke Situs Megalitik Gunung Padang, jelas saja saya tak menolak karena saya memang sudah sejak lama memimpikan pergi ke tempat itu namun tak pernah terealisasi karena kesibukan saya di dunia nyata.
Singkat cerita berangkatlah kami ber-5 yang menamakan diri sebagai Buruy The Explorer  ke Situs Megalitik Gunung Padang dengan menumpang Bus jurusan Bandung - Sukabumi kami turun di pertigaan menuju Gunung Padang di daerah Warung Kondang, setelah sampai di sana kami naik angkot trayek Warung Kondang no 42 yang kebetulan lewat, sekitar 7 Km angkot itu melaju akhirnya kami diturunkan di suatu tempat yang sbenar-benar asing bagi kami, dari sana kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki walaupun kami tak tahu seberapa jauh perjalanan itu akan ditempuh. Kami hanya bermodal keyakinan bahwa tempat yang kami tuju adalah tempat paling menakjubkan yang pernah kami kunjungi, sempat bertanya pada penduduk sekitar seberapa jauh lagi Situs Megalitik itu dari tempat kami berada, mereka bilang jaraknya masih sangaaaatttt jauh, tapi sama sekali tak mengurungkan niat kami untuk sampai disana. 
Entah berapa lama kami berjalan kaki , dengan diselingi naik angkot yang lewat dan motor yang kebetulan juga mengarah ke tempat itu, sampailah kami di Situs Megalitik Gunung Padang pada pukul 13.40. setelah menunaikan Sholat Dzuhur di mushola dekat Saung Gunung Padang, menanjatkan puji syukur pada Allah Swt atas kesempatan yang Dia berikan pada kami menginjakan kaki di tempat itu, semangat yang tadinya rontok terbuang percuma diperjalan secara tiba-tiba membumbung tinggi membuat rasa lelah yang kami rasakan hilang begitu saja.
Sambil menunggu giliran teman-teman saya, saya sempat memperhatikan papan-papan informasi yang ada di jalan masuk Situs, ada papan informasi yang memberitahukan lokasi Situs itu berada, Kecamatan Cempaka Kabupaten Cianjur, saya sangat tercengang membaca alamat itu, Kecamatan Cempaka? saya memang belum pernah ke sana, tapi sebagai orang Cianjur saya juga tahu seberapa jauh tempat itu dari pusat kota. Kecamatan Cempaka adalah kecamatan setelah Kecamatan Cibeber, jika perjalanan dilanjutkan pasti akan sampai di kecamatan-kecamatan lain di Cianjur Selatan. Sungguh tak pernah saya kira sebelumnya kaki ini bisa melangkah sejauh itu, kaki yang tiap hari dimanjakan oleh kendaraan yang bermotor, kaki yang sempat beberapa kali keram selama diperjalanan dan mengperlambat langkah teman-teman saya, akhirnya bisa melakukan perjalanan sejauh 10 Km, Subhanallah.

Akhirnya perjalanan yang kami tunggu-tunggu sampai pada puncaknya, dari pintu masuk Situs Megalitik Gunung Padang kami harus menapaki anak-anak tangga setinggi 30 m dengan kemiringan 40-45 derajat. Karena sebelumnya kaki saya sudah menempuh perjalanan jauh menuju tempat ini, hasilnya saya tak bisa menapaki anak tangga itu dengan cepat, baru 20 buah anak tangga yang saya pijak, lutut ini rasanya ingin patah, berat sekali menekukan lutut untuk menginjak anak tangga di atasnya, saya tertinggal jauh dari teman-teman bahkan saya tersusul orang pengunjung lain yang baru datang, tapi karena rasa keinginan yang sangat besar, saya memaksakan untuk tetap melangkahkan kaki yang lemah ini, dan setelah beberapa kali berhenti dan melihat pemandangan di belakang untuk menghela nafas, akhirnya saya sampai di atas bukit Gunung Padang.

Sedikit sekali informasi yang bisa saya berikan mengenai tempat ini, karena saat saya ke sana sudah hampir sore, saya dan kawan-kawan khawatir tidak mendapat akses untuk pulang (berangkatnya aja jalan kaki, bagamaina pulangnya?) sehingga tak banyak waktu yang kami habiskan di sana, yang menyebabkan kami tidak bisa mewawancarai guide yang stand by di sana (lagi pula waktu itu guidenya lagi istirahat ). Mungkin ini hanya sekilas mengenai Situs bersejarah ini. Sebelumnya, percaya atau tidak, tiket masuk ke Situs Megalitik Gunung Padang hanya seharga Rp. 1000,- per orang, harga yang sungguh tidak seberapa dengan pemandangan menakjubkan yang akan kita lihat di sana.

Selayang Pandang Situs Megalitik Gunung Padang
Situs Megalitik Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti Kecamatan Cempaka Kabupaten Cianjur merupakan situs purbakala dari jaman Megalitikum terbesar se-Indonesia bahkan ada beberapa yang mengatakan ini adalah situs megalitik terbesar se-Asia tenggara. Bagaimana tidak, luas areanya sekitar 3 Ha dengan luas bangunannya sendiri sekitar 900 m2. Aset peninggalan sejarah yang berharga bagi Jawa Barat sayangnya kurang terawat dengan baik selain tempatnya yang cukup sulit diakses menyebabkan tempat yang menurut saya lebih menakjubkan dari yang ada di Cianjur Utara ini jarang dikunjungi, bahkan yang lebih disayangkan orang Cianjur sendiri pun tak ada yang tahu tempat ini, seperti salah satu teman saya yang tinggal di Cibeber (kecamatan sebelum kecamatan Cempaka) tidak tahu tempat ini ( haduuuh =.=a )


Seperti yang saya jelaskan di atas, saya tak mendapat banyak informasi mengenai tempat ini, bahkan tahun pembuatannya sendiri saya kurang tahu, seandainya punya waktu, saya ingin kembali ke tempat itu dan mencari tahu lebih dalam.

Meskipun namanya Situs Megalitik Gunung Padang, tempat ini tidak berada di atas gunung, hanya sebuah bukit yang menghadap ke Gunung Gede Pangrango. Untuk sampai di atas bukit, tempat dimana bangunan purbakala itu berada, kita harus menapaki tangga yang terbuat dari batu (batu megalitik juga tentunya) sepanjang 30 m dengan kemiringan sekitar 40 - 45 derajat.
Gunung Padang memiliki 5 undakan, udakan pertama kita harus melewati tanjakan bebatuan yang saling menumpuk, untuk undakan berikutnya saya sama sekali tidak merasakan tanjakan, hanya beberapa anak tangga. Konon katanya undakan ini melambangkan 5 aspek kehidupan manusia yaitu Kasenian, Kadunyaan, Katapakan, Kadugalan, dan Kangkatan, untuk artinya sendiri Kasenian itu kesenian, Kadunyaan itu keduniawian, tapak artinya jejak, dugal kalau tidak salah berkaitan tentang dosa, dan kangkatan berasal dari angkat artinya angkat untuk maksudnya sendiri saya kurang begitu paham, maaf

Banyak yang mengira batu yang menyusun bangunan purbakala Situs Megalitik Gunung Padang itu dibuat oleh tangan manusia padahal sebenarnya bukan, batu berbentuk poligonal segi lima atau segi enam yang merupakan batu andesit basaltis ini berasal dari bekuan aliran magma gunung berapi. (Amazing).

Setelah puas menikmati batu-batu prasejarah dan pemandangan disekitarnya, tiba waktunya untuk pulang, kami tidak menggunakan anak tangga yang tadi kami pijak untuk sampai di atas, tapi kami menggunakan anak tangga di bagian samping situs, anak tangganya tidak terlalu curam sehingga tidak terlalu berbahaya jika digunakan untuk turun, tapi jaraknya agak jauh karena sedikit memutar. Yang unik dari anak tangga ini adalah, setiap orang yang menghitung jumlah anak tangga  ini, hasilnya tidak akan sama. Saya dan teman-teman mencoba membuktikan mitos tersebut dengan menghitung semua jumlah anak tangga yang kami injak, tapi karena kaki saya keram dan teman saya yang lain juga sudah terlalu lelah, tak ada yang melanjutkan menghitung jumlah anak tangganya, mungkin karena itulah sampai saat ini belum ada yang membuktikan kebenaran mitos tersebut (karena capek, nyehehheh).

Akses Ke Situs
Untuk mengakses tempat ini, sebenarnya tidak ada kendaraan umum yang dikhusukan mengantarkan penumpang langsung menuju lokasi, satu-satunya cara sampai ditempat itu dengan cepat dan mudah adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi (orang cianjur kebanyakan charter angkot atau sewa mobil), jangan khawatir kendaraan rusak karena akses jalannya sudah mulai membaik kecuali sekitar 3 Km sebelum lokasi memang perjalanan akan sedikit terguncang, heheheh
Jika berangkat dari arah bandung dan rela berdesakan dengan penumpang lain, bisa naik kereta ekonomi Argo Peuyeum dari stasiun Ciroyom (Bandung) ke stasiun Lampegan (Cianjur) tiket keretanya hanya Rp. 1500 (cocok buat yang backpacking), dari stasiun Lampegan jarak ke Situs Megalitik Gunung Padang tinggal 6 KM lagi, tapi tetap saja dari sana harus menggunakan kendaraan pribadi karena memang tidak ada angkutan umum, jika tidak ya sekali-kali jalan kaki gak apa-apa kan? heheheh lumayan olah raga.
Oia, kereta Argo Peuyeum adalah kendaraan paling tua yang ada di Cianjur, konon kereta itu mengangkut menir-menir Belanda dari arah Bandung yang hendak "berlibur" ke kota kecil ini, selain itu di stasiun Lampegan ada sebuah terowongan tua sepanjang 686 m yang juga dibangun sejak jaman penjajahan Belanda. Nama Lampegan berasal dari teriakan salah satu menir Belanda yang masuk ke terowongan itu, dia berkata "Lampe ghan, menir! Lampe ghan, menir!" artinya "nyalakan lampu, menir! nyalakan lampu, menir!" alasannya apa lagi kalau bukan karena terowongan itu memang sangat gelap.
Berikut adalah gambar-gambar yang saya ambil di Situs Megalitik Gunung Padang, sedikit memang karena hape saya lowbatt, tapi setidaknya bisa menambah koleksi gambar mbah google heheheeh













Semoga Bermanfaat, dan saya tunggu kedatanganya disini  http://www.smileycodes.info
read_more